Selasa, 06 September 2016

Kesenian Jaranan Desa Kedungrejo




Di desa Kedungrejo tepatnya di kawasan Kedungboto dan Pasar Sayur biasanya sering diadakan kesenian Jaranan/Kuda Lumping. Kuda lumping yang dipertunjukkan disini terkenal dengan gaya bermainnya yang keras.

Bagi warga desa Kedungrejo Kesenian ini sangatlah menghibur dan sangat banyak yang menonton. Mereka sangat menyukai kesenian yang merupakan kesenian peninggalan dari Kerajaan Singosari pada masa kepemimpinan Raja Anusopati. 
Hal ini dikarenakan kesenian ini sangat memacu adrenalin. Tidak seperti kuda lumping kebanyakan, kesenian ini memiliki gaya permainan keras (kereng/bahasa Jawa) yang menyuguhkan gerak seni kalap dengan gerakan yang lincah yang disertai dengan caplokan (yakni kayu berbentuk kepala hewan yang dapat dibuka tutupkan bagian mulutnya). Apabila anda sedang menyaksikan pertunjukan ini ada baiknya anda tidak bersiul, karena hal itu dilarang. Hal ini dikarenakan apabila sang pemain yang sedang kalap tersebut mendengar suara siulan maka dia akan marah dan mengejar si pelaku dengan membawa caplokannya. Akan tetapi pemain lain akan mengawalnya sehingga keadaan akan tetap aman dan tidak tidak sampai terjadi peristiwa pemukulan. Akan tetapi meskipun dilarang, banyak dari pononton yang bersiul sehingga suasana kalapan semakin sakral dan menegangkan. 
"Pada saat penonton bersiul, maka sang pemain yang kalap akan marah dan berusaha mengejar para penonton, meskipun suasananya menegangkan tetap banyak penonton yang bersiul. Rasanya itu ya wedi-wedi ya seneng (ya takut, ya senang)",tutur Bapak Hermanto selaku perangkat Desa Kedungrejo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar